![]() |
Komedian senior Eddy Gombloh meninggal dunia di RS Dr Sardjito. (Foto: Istimewa) |
Yogyakarta, Humoria - Kabar duka datang dari dunia hiburan tanah air. Pelawak senior Eddy Gombloh, meninggal dunia pada Kamis (4/8), di Rumah Sakit Dr. Sardjito, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada pukul 10.20 WIB. Kabar duka itu disampaikan istri Eddy Gombloh, Murtinah Lubalu.
"Mohon maafkan yang sebesar-besarnya, ya. Maafkan kesalahan Om Eddy. Bapak terkena Covid-19 pada Agutus tahun lalu. Sejak saat itu Bapak nggak bisa jalan sampai meninggalnya. Ginjalnya, hati, paru-parunya, jantungnya, kena. Kami sudah berusaha, sudah kecapekan Bapak di rumah sakit terus. Ini yang Tuhan berikan. Sekarang Bapak sudah disembuhkan. Sudah di surga bersama Tuhan Yesus," kata Murtinah kepada Humoria.
Menurut Murtinah, tak ada pesan khusus dari mendiang kepada keluarga. Namun, lanjut Murtinah, kepergian Eddy seolah-olah seperti menunggu kedatangan putri bungsu yang selama ini tinggal di Belanda ikut suaminya, Ayu Adina Anggraini.
"Setelah anak Ayu datang dari Belanda pada Rabu malam, Bapak sempat ngobrol. Bapak juga minta dibelikan kwetiau. 'Beliin kwetiau ya, jangan pedas-pedas', bilang begitu ke Ayu. Lalu, saat Kamis pagi datang ke rumah sakit, Bapak sudah nggak ada," kata Murtinah.
Dimakamkan di Jakarta
Rencananya, Eddy Gombloh akan dimakamkan hari Jumat, 5 Agustus, di Jakarta, tepatnya di pemakaman umum khusus nasrani, di Tegal Alur, Cengkareng, Jakarta Barat. Jenazah Eddy akan diberangkatkan pada Jumat dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB dan langsung dibawa ke area pemakaman.
"Permintaan bapak memang ingin dimakamkan di dalam lubang yang sama dengan anak kedua, Yoseno Raharjo. Yoseno meninggal dunia pada 17 Juni 2007," kata Murtinah. Eddy Gombloh pergi meninggalkan satu orang istri dan empat orang anak yang satu di antaranya memang telah meninggal dunia. Eddy Gombloh, komedian yang kerap bermain dengan Benyamin Sueb kelahgiran 17 Agustus 1941 ini, meninggal di usia 80 tahun.
Selamat jalan Eddy Gombloh, semoga engkau selalu ceria di dalam surgamu yang abadi.
(Arya Brajadenta)
Post a Comment