Cak Lontong Pilih Rezeki Lancar daripada Terkenal

Cak Lontong dan sepeda Brompton. (Foto: Instagram @caklontong)

Jakarta, Humoria  -
Deddy Corbuzier berdecak kesal. Matanya lurus tak berkedip menatap Cak Lontong, lawan bicara yang menjadi tamu podcast Close The Door.

"Ck... Kesal lama-lama..." Deddy bergumam, nyaris tak terdengar. Kepalanya miring sedikit ke kanan.

"Kejengkelan" Deddy dipicu jawaban-jawaban Cak Lontong tentang konsep rezeki setelah Deddy bertanya.

"Ok, misalnya, pilihannya adalah kaya raya atau terkenal?

"Kaya raya atau terkenal? Ini beda lagi, nih. Kamu mengatakan kaya raya dan terkenal seolah-olah yang namanya rezeki itu hanya bersifat kekayaan dan materi," kata Cak Lontong.

Lalu dengan santainya, Cak Lontong menjelaskan bahwa rezeki itu bukan semata-mata kekayaan atau materi. 

"Ini yang salah. Anda bisa sehat itu rezeki atau bukan? Kaya dan sebagainya itu bisa dikukur. Tapi yang namanya rezeki itu nggak bisa diukur. Sehat rezeki, anak, rezeki," kata Cak Lontong.

Cak Lontong memang dikenal aebagai sosok komedian yang piawai bermain-main dengan kalimat. Kata-kata yang disusunnya kerap tak terduga. Jargon "makanya mikir" pun melekat kuat pada dirinya.

Komedian yang memiliki nama asli Lies Hartono ini memang selalu tampil kocak dengan ciri khas sendiri. Umpan balik, logika berpikir, dan kelucuan Cak Lontong sering membuat orang terkejut.

Kolektor Sepeda Brompton

Di balik kepandaiannya dalam menjungkirbalikkan logika, Cak Lontong juga merupakan kolektor sepeda Brompton.

"Jadi Cak Lontong ini punya sepeda Brompton 40 biji. Harga sebuah sepeda bisa dibilang per satu bijinya mencapai Rp 30 juta” kata Deddy.

Dengan gayanya yang santai, Cak Lontong membenarkan koleksi sepeda Brompton miliknya sudah segudang. Bahkan, komedian kelahiran Magetan 7 Oktober 1970 ini menegaskan pernyataan Deddy bahwa koleksinya sudah bertambah lagi.

"Sebenarnya enggak tepat, kayaknya lebih banyak dikit, deh. Serius, ini bukan serius, tapi memang benar, itu fakta," ujar Cak Lontong sambil melempar senyuman khasnya.

"Ada yang menyebut saya sakit. Tetapi banyak yang tidak menyadari kalau itu sakit. Saya tidak sadar kalau sakit. Itu cuma hobi saja dan itu tidak terasa," timpal Cak Lontong, menanggapi kegemarannya mengumpulkan Brompton.


Bahkan, Cak Lontong menyebutkan beberapa sepeda Brompton yang ia miliki masih banyak yang berada dalam kardus dan terbungkus rapi. Meski kerap dianggap boros, Cak Lontong berkilah bahwa itu adalah sebuah hobi yang memberikan kepuasan tersendiri.

"Karena memang aku pakai ada beberapa di luar, yang lainnya masih di dalam box," kata Cak Lontong.

Kepada Deddy, Cak Lontong juga mengaku tak tertarik terjun ke dunia politik. Itulah sebabnya, Cak Lontong menolak saat ditawari untuk menjadi bupati pada 2018 dan wakil wali kota Surabaya pada 2019.

“Saya selalu menghindari hal-hal yang mengarah memanfaatkan apa yang ada di kondisi sekarang untuk mendapatkan keuntungan,” kata Cak Lontong.

Bahkan, Cak Lontong menyebut bahwa dirinya bukan orang yang serakah. Menyandang predikat sebagai pelawak kondang di tanah air dianggap sudah lebih dari cukup.

"Saya tuh orang yang tahu sendirilah, Ded. Saya itu bukan tipe orang yang kemaruk," tegasnya.

Bagi Cak Lontong, pilihannya untuk tetap berkecimpung di dunia hiburan adalah yang terbaik.

"Saya punya prinsip, sementara ini saya masih di dunia entertaint, buat saya itu pilihan terbaiklah," imbuhnya. Kendati demikian, Cak Lontong tak menampik jika suatu hari dirinya akan berubah pikiran.

Di dunia hiburan, Cak Lontong juga jauh dari gosip miring. Urusan pribadi tak pernah diumbar, termasuk urusan orang lain, dia tak pernah ambil pusing.

"Saya dari dulu orang yang tidak mau mencampuri urusan orang lainz kecuali dilibatkan. Saya juga tidak mau tahu urusan orang lain kecuali diberi tahu. Saya dalam posisi yang saya tidak ingin dicampuri oleh orang lain," kata Cak Lontong.

Rezeki Luas Cak Lontong

Sempat berkiprah sebagai konsultan teknik di sebuah perusahaan Jepang, Cak Lontong justru total menggeluti profesinya sebagai komedian. Boleh dibilang, Cak Lontong adalah satu di antara sekian pelawak yang punya kemampuan lengkap: bisa melawak dalam grup, piawai pula saat menjadi komika. 



Ranah komedi memang ibarat tempat bermain Cak Lontong. Sejak dibangku kuliah, jebolan teknik elektro Institut Teknologi Surabaya angkatan 1989 ini sudah menjadi bagian dalam kelompok ludruk Tjap Toegoe Pahlawan. Pada 1992, Cak Lontong juga pernah tampil di dalam program Komedi Kampus So Pasti layar kaca.

Kini, Cak Lontong kerap dianggap sebagai salah satu komedian tanah air yang cerdas. Hal itu diakui sendiri oleh Deddy.

"Anda adalah salah satu komedian terbaik di Indonesia, itu standard saya," kata Deddy.'

Jauh sebelum terjun di dunia hiburan dan terkenal seperti saat ini, Cak Lontong mengaku punya doa yang selalu ia panjatkan.
 
"Saya tidak terkenal tidak apa-apa, tapi yang terpenting adalah rezeki saya jalan dan mengalir terus dari dunia yang saya tekuni. Itu benar-benar doa saya dari dulu. Makanya saya menghindari hal-hal berbau famous dan popularitas yang diberita-beritakan begitu. Saya lebih senang rezeki saya lancar dari sini. Orang nggak kenal saya pun istilahnya gitu, nggak apa-apa," kata Cak Lontong.

(Dian Wahyudi)

Post a Comment

Previous Post Next Post