Jakarta, Humoria - Sudah menjadi kelaziman, dalam sebuah grup lawak, setiap personel punya peran tersendiri. Misalnya, ada yang berperan sebagai tatakan atau pelengkap. Biasanya, mereka yang menjadi tatakan kerap menjadi obyek banyolan dari personel penyerang atau pemancing.
Nah, di grup lawak Diamor, grup lawak yang dimotori Komeng, Rudi Sipit, Jarwo Kuat dan Mamo, peran tatakan biasanya dipegang oleh Mamo.
Dari pembagian peran itu, yang terpenting adalah persiapan materi yang akan dibawakan.
“Misalnya ceritanya apa? Pompa bensin? Ya, kita set. Yang pertama main siapa, misalnya Jarwo sama Komeng. Kita nggak bisa sembarangan. Harus ada konsep," kata Mamo kepada Humoria.
Selain memikirkan konsep, grup lawak juga harus memperhatikan karakter penonton untuk menyesuaikan konsep yang dibawakan. Belakangan, segala hal materi lawakan sudah disiapkan oleh tim kreatif dan para pelawak hanya menjalani tugas.
Menurut Mamo, seorang komedian sebaiknya memang tidak hanya memiliki bakat melawak, tetapi juga harus memiliki basik keaktoran. Namun, hal itu pun tergantung dengan tempat.
“Kalau di panggung dan televisi kan berbeda. Kalau di panggung kita lihat acarannya apa. Nggak mungkin kalau di panggung, kita melawak dengan gaya aktora banget,” kata Mamo.
Mamo bersyukur dirinya pernah bergabung dalam grup Diamor, yang masing-masing anggotanya memiliki visi sama untuk membuat orang terhibur.
Bahkan, seingat Mamo, kejahilan setiap personel Diamor di luar pertunjukkan begitu menonjol, yang membuat lawakan mereka menjadi begitu natural.
Mamo tak pernah lupa, pada saat dirinya menikah, Komeng sempat membuat para tamu undangan terpingkal-pingkal karena tanpa sepengetahuan dirinya, Komeng menumpukkan gelas bekas air mineral pada keris yang terpasang di belakang Mamo.
Diamor dicetuskan oleh Rudi yang untuk pertama kalinya tampil di TVRI pada tahun 1990-an, dalam program Senyum Sejenak. Seiring waktu, Diamor semakin banyak menerima tawaran job melawak hingga ke seluruh Indonesia.
Suka dan duka telah dijalani Mamo bersama Diamor. Keliling Indonesia menghibur orang menjadi pencapaiannya yang tak terlupakan di usia saat itu yang masih terbilang muda. “Kalau pahitnya, ya, harus dibuat senanglah. Kan kita membuat orang senang," ujar Mamo. (Firda)
Post a Comment