Jakarta, Humoria - Di grup lawak Diamor, nama Mamo memang tak semoncer tiga rekannya, Komeng, Jarwo Kuat dan Rudi Sipit.
Tapi tahukah Anda, siapa sosok yang boleh dibilang punya peran penting di balik lahirnya nama Komeng?
Syahdan, Alfiansyah Bustami alias Komeng memakai nama panggung Simon. Tapi, nama ini dianggap kurang antik. Seiring waktu, tercetuslah ide Mamo untuk memberi nama Komeng.
Tanpa banyak debat, Rudi Sipit dan Jarwo Kuat pun sepakat. Maka jadilah pentolan Diamor yang dikenal jahil dan punya julukan raja celetukan, menyandang nama Komeng.
Kendati demikian, Mamo tak ingin merasa sebagai orang yamg penuh jasa atas pemberian nama Komeng tersebut. Bagi Mamo, meski itu idenya dan diakui oleh rekan segrup, tapi timlah yang punya peran lebih besar, terutama Alfiansyah sendiri yang memang menyukai nama panggungnya menjadi Komeng.
"Alhamdulillah saya yang kasih nama Komeng. 'Wah kalo nama ini, musti dinamain nih. Udah nama lo Komeng aja. Komeng? Ya udah Komeng. Karena suaranya itu, uhuyyy siape lo?' Komeng itu karakternya yang jahil, iseng banget gitu," kata Mamo.
Kini, lama tak muncul di jagat hiburan, Mamo tak banyak berubah. Gayanya masih penuh keceriaan. Spontanitas dan celetukannya masih terjaga. Bintang iklan Geng Hijau yang sewaktu masih di Diamor kerap berperan sebagai tatakan--sasaran tembak celaan anggota lain--ini masih memilki naluri kuat untuk melucu.
Kepada Humoria, pemilk nama Mursin Slamet kelahiran Jakarta 22 Februari 1965 ini bercerita banyak. Dari awal mula dia menjadi pelawak, sampai kesibukannya sekarang yang lebih banyak antar dan jemput anak.
Jalan menjadi komedian boleh dibilang kebetulan bagi Mamo.
“Kebetulan saya sama Rudi itu satu lingkungan. Terus diajak ngelawak sama Rudi. Rudi yang lebih dulu masuk ke dunia komedian. Kalau di panggung sudah dari sejak sekolah, di lingkungan 17-an. Saat melawak bersama Rudi, dari panggung ke panggung, barulah sayabbertemu dengan Jarwo juga Komeng," kata Mamo.
Mamo tak berkecil hati anak-anaknya kini tidak ada yang memiliki bakat di industri hiburan maupun di dunia lawak seperti dirinya, sebab setiap orang memiliki jalannya masing-masing. (Firda)
Post a Comment